"Doomsday atau 'Kiamat' internet itu bukan mematikan semuanya (akses online), ini (terkait) aksesibilitas. Jangan pernah anggap remeh, lebih baik kita antisipasi, masih ada waktu memeriksa serta mencegah," ujarnya kepada Okezone di Jakarta, (9/7/2012).
Seperti diberitakan, malware bernama DNSChanger menjadi tersohor karena kemampuannya mengubah alamat domain internet, ke alamat domain tertentu yang ditunjuk si pelaku. Sehingga, dapat menjadi corong empuk bagi masuknya berbagai virus lain serta aksi kejahatan dalam dunia cyber.
Abimanyu menceritakan mengenai asal usul malware yang meresahkan dunia ini. "Di 2006 akhir, sekelompok orang dari Estonia melakukan perubahan DNS yang seharusnya dapat me-routing ke alamat yang benar, (tetapi mengarahkannya) ke alamat yang salah. Tujuan mereka, bukan untuk destruktif, tetapi mengambil keuntungan secara finansial," tuturnya.
Ia mengatakan bahwa aksi para pelaku tersebut diketahui oleh FBI, kemudian dilakukan penangkapan yang berjumlah 6 orang. "Di November 2011, ada Operation Ghost Click (oleh FBI) untuk mematikan hantu-hantu (malware) dari server yang terinfeksi ini. Setelah dibersihkan, kemudian dimatikan," tuturnya.
Keputusan yang dilayangkan FBI mengungkapkan, Maret 2012 merupakan waktu yang tepat untuk menutup server yang terjangkit DNSChanger ini, namun kabarnya masih memerlukan beberapa waktu sebagai penyempurnaan eksekusi. "FBI melakukan perpanjangan hingga di bulan Juli (tahun ini). Di situs FBI sudah diumumkan, masyarakat kalau sudah diberi tahu terlebih dahulu, harusnya lebih aware dan melakukan pembenahan," imbuhnya.
Pukul 12.00 EST (23.01 WIB), seperti yang diumumkan oleh FBI menyebutkan bahwa akan ada shutdown server internet. Sehingga, beberapa komputer dengan IP tertentu tidak akan dapat mengakses internet.
Dampaknya, kata Abimanyu, server Domain Name System (DNS) tertentu akan dimatikan oleh FBI. "Kalau itu komputernya (server) tidak dimatikan, ya akan tetap lancar-lancar saja dan normal. Di Indonesia sudah terkena juga dari bulan Januari sampai Maret, mulai dari sebagian wilayah Sumatera dan Jawa," jelasnya.
Ia berharap, FBI telah melakukan pembersihan secara tuntas perihal eksistensi malware DNSChanger ini. Karena menurutnya, sejak Januari hingga Maret, mereka melakukan pembenahan server internet. Ia juga mengatakan bahwa ada puluhan ribu komputer di Indonesia yang terkena malware DNSChanger.
"Puluhan ribu itu tidak kecil, memang angka itu kecil bila dibandingkan pengakses internet sebesar 70 juta dari 246 juta jiwa penduduk di Indonesia," pungkasnya.
sumber : http://techno.okezone.com/read/2012/07/09/55/660858/pakar-telematika-jangan-anggap-remeh-kiamat-internet
0 komentar:
Posting Komentar